KEHIDUPAN
DI BUMI
(TUGAS
1)
A.ASAL USUL KEHIDUPAN
Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi.
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah
"kehidupan hanya berasal dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya
dapat muncul dari kehidupan sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda
mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan
takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut
"spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami
dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara
kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa
mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga
sangatlah umum.
LUMPUR YANG BERUBAH MENJADI
MAKHLUK HIDUP"
Nama ilmiah dari gambar di samping ini adalah "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel". Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur ini adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup.
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.
Nama ilmiah dari gambar di samping ini adalah "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel". Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur ini adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup.
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.
SPONTANEOUS GENERATION:
TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN
Di antara kepercayaan
takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda mati dapat
memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu diyakini,
misalnya, katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar
sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai
"spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)" ini adalah kebohongan
belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda,
kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi".
Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini:
Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh: Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?
Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini:
Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh: Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?
MITOS "EVOLUSI
KIMIAWI"
Evolusionis terkenal, Alexander Oparin,
muncul dengan gagasan "evolusi kimiawi" di awal abad ke-20. Gagasan
ini menyatakan bahwa sel hidup pertama muncul secara kebetulan melalui sejumlah
reaksi kimia yang terjadi pada kondisi bumi purba. Akan tetapi, tak satu
evolusionis pun, termasuk Oparin sendiri, yang mampu memberikan satu pun bukti
yang mendukung gagasan "evolusi kimia". Sebaliknya, setiap penemuan
baru di abad ke-20 menunjukkan kehidup-an terlalu kompleks untuk dapat
terbentuk secara kebetulan. Evolusionis terkenal Leslie Orgel membuat pengakuan
berikut ini: "(Dengan mempelajaristruktur DNA, RNA, dan protein) seseorang
mestinya berkesimpulan: ternyata kehidupan tidak akan pernah dapat terbentuk
melalui reaksi-reaksi kimiawi."
Selain menggugurkan
teori evolusi, hukum "kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya"
juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama muncul di bumi dari kehidupan yang
ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah
satu-satunya Pencipta yang dapat menghidupkan benda mati. Dalam Alquran
disebutkan, "Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup
B.Teori
Abiogenesis dan Teori Biogenesis
· Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan
Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup
yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea).
Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut
oleh banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles (384-322
SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya
dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang
sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan
dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan
yang berasal dari Lumpur.
Menurut penganut paham
abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu
sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation
spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan
generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang
pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara
spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah
kadung salah kaprah).
Paham abiogenesis
bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum
Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van
Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang
terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham
abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah
memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni
ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain
pendukung teori ini adalah John Needham.
· Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan
dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori
ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang
pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia
melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan
dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II
: diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu III :
diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan
di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II
: dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu III :
dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung
yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat
belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya,
meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini
disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain
percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga
melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan
kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I :
diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi
kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua
labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai
berikut.
Labu I :
berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu II : tetap
jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani
mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang
beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya
hidup (elan vital) dari udara tidak
dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan
percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang
disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa
berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan
beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba.
Disain pipa yang
berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara,
tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa
masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu
dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur
telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo,
omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
C.Reproduksi
Seksual & Aseksual
Reproduksi
Seksual ( Generatif )
Reproduksi biologis
atau reproduksi seksual dalah suatu proses biologis penggunaan seks secara
rutin dimana individu organisme baru diproduksi.
Reproduksi
adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua
jenis: seksual dan aseksual.
Dalam
reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri
menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi
aseksual.
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual.
Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi
secara aseksual.
Pada
reproduksi seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua
individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi
genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Pada
organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau
spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat
dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian
disebut heterogamet.
Peleburan
dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan
peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada
organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena
keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya
disebut anisogamet.
Reproduksi
Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi
secara alami maupun buatan.
Vegetatif
Alami
Vegetatif
Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain
seperti manusia.
Pada
tumbuhan
* Umbi batang.
Contoh: ubi jalar, kentang
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
* Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih
* Umbi akar. Contoh: wortel, singkong
* Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi
* Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe
* Tunas. Contoh: kelapa
* Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
* Tunas.
Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
* Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
* Membelah diri. Contoh: Amoeba
* Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Vegetatif
Buatan
Vegetatif
Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain
seperti manusia.
* Stek
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
* Cangkok
* Okulasi
* Enten
* Merunduk
* Kloning
Individu
baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual
dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai
susunan genetik yang sama.
Reproduksi
aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu :
1. Fisi
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetative
2. Pembentukan spora
3. Pembentukan tunas
4. Fragmentasi
5. Propagasi vegetative
1.Fisi
Fisi
terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi
dua bagian yang sama.
Contoh :
- Pada pembelahan sel bakteri.
- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.
Contoh :
- Pada pembelahan sel bakteri.
- Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.
2.Pembentukan
spora
Dibentuk di
dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik,
maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan
oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang
juga dihasilkan oleh bakteri.
3.Pembentukan
tunas
Organisme
tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan
kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas
ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan
tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata).
4.Fragmentasi
Kadang-kadang
satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan
tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa fragmentasi
bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan memperbaiki jaringan atau
organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons
(Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang.
5.Propagasi
vegetatif
Istilah
propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada
proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan
berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat
terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut :
a.Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b.Akar
tinggal atau rizom
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
c.Tunas
yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
d.Tunas
liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
e.Umbi
lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
f.Umbi
batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas – mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas – mata tunas yang
akan berkembang menjadi tanaman baru.
Contoh: kentang dan Caladium.
Kita
mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis
(pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri
secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini
banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri,
ganggang biru.
MITOSIS
adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase
(tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti.
PEMBELAHAN
MITOSIS
Pembelahan
mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah
kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel
penyusun tubuh).
Sel – sel
tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan
pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah
melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu
melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang
rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.
Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan
ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal
mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba,
paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel –
sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap
tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan
pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan
menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri
atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase
G2(growth atau Gap2).
Pembelahan
mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis,
kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa
fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah
proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
1.
Kariokinesis
Kariokinesis
selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap fasenya.
Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti
berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro
tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
a) Profase
Ø Benang –
benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah
menjadi kromatid dengan satu sentromer.
Ø Dinding
inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
Ø Pasangan
sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan.
Ø Serat –
serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara kedua kutub
pembelahan.
b) Metafase
Ø Setiap
kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul
pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong
melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase
Ø Sentromer
dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu
kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju
kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub
masing – masing.
d) Telofase
Pada
telofase terjadi peristiwa berikut:
1.
Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin
kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat – serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Hasil
mitosis:
1. Satu Sel
induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2.Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.
2 Sitokinesis
Selama
sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang
terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah –
tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Keterangan:
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
(a) Sitokinesis pada hewan
(b) Sitokinesis pada tumbuhan
Meiosis
(Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan
seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi)
jumlah kromosom.
Meiosis
terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I
maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara
lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda
dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan
profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase
II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau
interface.
sel gonad
Pada hewan
dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis
(Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
D.Persebaran Makhluk Hidup
Seperti kita ketahui
setiap daerah di dunia memiliki makhluk yang berbeda-beda, tap terkadang dapat
kita temukan flora dan fauna yang sama di berbagai wilayah yang berbeda mengapa
bisa begitu? Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan tersebarnya
flora dan fauna tersebut.
BIOTIK-faktor-faktor makhluk hidup
1. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup. Contohnya, semakin banyak manusia yang menebang pohon, tentu semakin sedikit pohon-pohon yang ada. Jika manusia terus menerus berburu, tentu hewan-hewan semakin punah. Maka dari itu kesadaran dan aktivitas manusia tentu berperan sangat penting dalam persebaran makhluk hidup.
2. Flora dan Fauna
Faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
ABIOTIK-faktor-faktor fisik
1. Iklim
Iklim sangat mempengaruhi dari persebaran flora dan fauna di suatu negara, perubahan iklim akan mempengaruhi keberadaan flora dan fauna baik dari segi jumlah maupun persebaran yang semakin berkurang. Iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dalam kurun waktu yang relatif lama. Sedangkan wilayah Indonesia, memiliki iklim tropis yang sangat dikenali melalui tumbuhan yang sangat besar dan selalu hijau sepanjang tahun.
Perubahan Iklim sendiri berpengaruh terhadap flora dan fauna di daerah Indonesia. Akibatnya ada jenis-jenis flora dan fauna tertentu yang dapat hidup dengan jenis iklim tertentu. Kutub, dingin, tropis, dan subtropis.
2. Kelembapan Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
BIOTIK-faktor-faktor makhluk hidup
1. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu berpengaruh dalam persebaran makhluk hidup. Contohnya, semakin banyak manusia yang menebang pohon, tentu semakin sedikit pohon-pohon yang ada. Jika manusia terus menerus berburu, tentu hewan-hewan semakin punah. Maka dari itu kesadaran dan aktivitas manusia tentu berperan sangat penting dalam persebaran makhluk hidup.
2. Flora dan Fauna
Faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
ABIOTIK-faktor-faktor fisik
1. Iklim
Iklim sangat mempengaruhi dari persebaran flora dan fauna di suatu negara, perubahan iklim akan mempengaruhi keberadaan flora dan fauna baik dari segi jumlah maupun persebaran yang semakin berkurang. Iklim sendiri adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dalam kurun waktu yang relatif lama. Sedangkan wilayah Indonesia, memiliki iklim tropis yang sangat dikenali melalui tumbuhan yang sangat besar dan selalu hijau sepanjang tahun.
Perubahan Iklim sendiri berpengaruh terhadap flora dan fauna di daerah Indonesia. Akibatnya ada jenis-jenis flora dan fauna tertentu yang dapat hidup dengan jenis iklim tertentu. Kutub, dingin, tropis, dan subtropis.
2. Kelembapan Udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Xerophyta (Xerofit)-
tumbuhan yang mampu beradaptasi di daerah yang kering sekalipun, misalnya
kaktus.
Mesophyta (Mesofit)-
tumbuhan yang dapat hidup di tanah yang lembab, misalnya padi.
Tropophyta (Tropofit)-
tumbuhan yang di dalam kehidupannya membutuhkan banyak air, misalnya teratai
dan eceng gondok.
3.Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
4. Jenis Tanah
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
4. Jenis Tanah
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
5. Air
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
E.Pembagian
Iklim
Iklim
adalah rata - rata dari pergantian atau keadaan Cuaca dalam wilayah yang luas
dan jangka waktu yang lama (perhitungan jangka waktu ± 30 tahun). Terjadinya
iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi
bumi berdasar letak lintang dan ketinggian suatu tempat (Keadaan ini menyebabkan
suhu udara di wilayah lintang rendah atau wilayah khatulistiwa lebih panas
dibanding wilayah lintang tinggi atau wilayah kutub).
Iklim
matahari
Klasifikasi
iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima
oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit
daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi
dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu sebagai berikut:
Daerah
iklim tropis (panas) : 0° – 23,5° Lintang Utara (LU) / Lintang Selatan
(LS)
Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40° LU/LS
Daerah iklim sedang : 40° – 66,5° LU/LS
Daerah iklim dingin : 66,5° – 90° LU/LS
Daerah iklim sub tropis : 23,5° – 40° LU/LS
Daerah iklim sedang : 40° – 66,5° LU/LS
Daerah iklim dingin : 66,5° – 90° LU/LS
Iklim
Koppen
Pengelompokan
iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda
atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim
A, B, C, D, dan E.
Iklim
Tipe A (Iklim Tropis) Iklim hujan tropis dengan suhu udara pada
bulan - bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18° C (64,4° Fahrenheit).
Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi
(megatherma) seperti berbagai jenis palma (kelapa, nipah dan lain-lain).
Subregion dari iklim A adalah iklim Af, Aw, Am, Aw', Aw", As. Ketiga iklim
pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih sering muncul, sehingga dalam pembahasan
diarahkan pada ketiga subregion iklim tersebut. Iklim
Af tipe iklim tropik basah (Tropical wet climate) dengan
endapan hujan pada bulan - bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter (2,4
inchi). Tipe iklim Aw tipe iklim basah tropik (tropical wet and dry climate).
Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter
sekurang-kurangnya satu bulan. Tipe iklim Am tipe iklim basah tropis dengan
musim kering yang singkat (tropical wet with short dry climate). Ciri tipe
iklim ini adalah memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya
tetapi penyebaran musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di
bawah 60 mm dalam bulan - bulan terkering.
Iklim
Tipe B (Iklim Kering) Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah
hujan rendah (rata-rata 25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih
besar daripada curah hujan. Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim
tipe B tidak terdapat sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan
menjadi,
Tipe
Iklim Bs (iklim stepa)
Tipe
Iklim Bw (iklim gurun)
Iklim
Tipe C (Iklim Sedang Hangat) Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim
dingin, semi, gugur, dan panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah
(–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling sedikit satu bulan yang bersuhu udara
rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga,
Tipe Iklikm Cw Iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan
musim dingin yang kering. Tipe Iklim
Cs Iklim sedang basah dengan musim panas yang
kering. Tipe Iklim Cf Iklim sedang
basah dengan hujan dalam semua bulan.
Iklim
Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim
tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan terdingin
< –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D
dibedakan menjadi dua: Tipe Iklim Df
Iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembab. Tipe Iklim
Dw Iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang
kering.
Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah beriklim tipe E
mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang
lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah beriklim tipe E
dibedakan atas,
Tipe Iklim Et (iklim
tundra)
Tipe Iklim Ef (iklim
kutub dengan salju abadi).
Iklim tipe E terdapat di
daerah Arktik dan Antartika.
Berdasarkan klasifikasi
Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan
beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A dibagi menjadi
tiga sub tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga
terbentuk tipe iklim Af, Aw, dan Am.
Pembagian iklim Koppen
secara rinci, adalah sebagai berikut,
Af = iklim hujan tropic
Aw = Iklim savana tropic
BS = iklim stepa
BW = iklim gurun
Cf = iklim hujan sedang,
panas tanpa musim kering
Cw = iklim hujan sedang,
panas dengan musim dingin kering
Cs = iklim hutan sedang,
panas dengan musim panas yang kering
Df = iklim hutan salju tanpa
musim kering
Dw = iklim hutan salju
dengan musim dingin yang kering
Et = iklim tundra
Ef = iklim salju
Cara perhitungan pembagian
iklim menurut Schmidt-Ferguson berdasarkan perhitungan jumlah bulan-bulan terkering dan
bulan-bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-ratakan. Untuk menentukan bulan
basah dan bulan kering menggunakan metode Mohr.
Menurut Mohr, suatu bulan dikatakan:
Bulan kering
bulan-bulan yang curah
hujannya kurang dari 60 mm;
Bulan basah
Bulan-bulan yang curah
hujannya lebih dari 100 mm;
Bulan lembab
Bulan-bulan yang curah
hujannya antara 60 - 100 mm;
Berdasarkan klasifikasi
tersebut, ditentukanlah jumlah bulan kering dan bulan basah selama kurun waktu
tertentu (Schmidt-Ferguson menggunakan data iklim selama 10 tahun atau lebih).
Hasil pembagian antara jumlah bulan kering (fd) dengan jumlah tahun data (T)
menghasilkan rata-rata bulan kering (Md) dan hasil pembagian antara jumlah
bulan basah (fw) dengan jumlah tahun data (T) menghasilkan rata-rata bulan
basah (Mw). Hasil bagi antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan
basah dikalikan dengan 100 persen menghasilkan nilai Q. Nilai Q inilah yang
menentukan tipe iklimnya, apakah termasuk tipe iklim A, B, C, D, E, F, G, atau
H. Dari hasil analisisnya, Schmidt-Ferguson membagi tipe iklim menjadi delapan
tipe iklim dengan lambang huruf dari A sampai dengan H. Pembagian tersebut
menggunakan batas tipe iklim dari hasil perhitungan Q. Nilai Q dan tipe
iklimnya adalah seperti pada tabel,
Nilai Q (%)
|
Tipe Iklim
|
0 <>
|
Tipe iklim A
|
14,3 <>
|
Tipe iklim B
|
33 <>
|
Tipe iklim C
|
60 <>
|
Tipe iklim D
|
100 <>
|
Tipe iklim E
|
167 <>
|
Tipe iklim F
|
300 <>
|
Tipe iklim G
|
700 <>
|
Tipe iklim H
|
Iklim Oldeman
Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan
dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur
curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian
di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona
agroklimat.
Misal, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk
membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah
hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan
selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu
musim. Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembab, dan bulan
kering,
Bulan basah, apabila curah
hujannya > 200 mm.
Bulan lembab, apabila curah
hujannya 100–200 mm.
Bulan kering, apabila curah
hujannya <>
Berdasarkan bulan basah,
Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama seperti
pada tabel,
Tipe
Iklim
|
Kriteria
|
A
|
>
9 bulan basah berurutan
|
B1
|
7
– 9 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
|
B2
|
7
– 9 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
|
C1
|
5
– 6 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
|
C2
|
5
– 6 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
|
C3
|
5
– 6 bulan basah berurutan dan 5 - 6 bulan kering
|
D1
|
3
– 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
|
D2
|
3
– 4 bulan basah berurutan dan 2 - 4 bulan kering
|
D3
|
3
– 4 bulan basah berurutan dan 5 - 6 bulan kering
|
D4
|
3
– 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering
|
E1
|
<>
|
E2
|
<>
|
E3
|
<>
|
E4
|
<>
|
F.Persebaran
Hewan di Dunia
Bioma
Bioma yaitu daerah
habitat yang meliputi skala yang luas.
Macam-Macam Bioma
1. Bioma
gurun dan setengah gurun
2. Bioma
padang rumput
3. Bioma
hutan tropis
4. Bioma
hutan gugur
5. Bioma
hutan taiga
6. Bioma
tundra
7. Bioma
sabana
8. Bioma
hutan bakau (mangrove)
9. Bioma
hutan lumut
10. Bioma Hutan Musim
11. Bioma Stepa
Bioma Gurun dan
Setengah Gurun
· Bioma gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat.
Ciri-ciri:
1.Curah hujan sangat
rendah, + 25 cm/tahun
2.Kecepatan penguapan
air lebih cepat dari presipitasi
3.Kelembaban udara
sangat rendah
4.Perbedaan suhu siang
haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun
sampai 0 C)
5. Tanah sangat
tandus karena tidak mampu menyimpan air
Bioma padang rumput
· Bioma padang
rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia
1. Curah hujan antara
25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat
mencapai 100 cm/tahun.
2.Curah hujan yang
relatif rendah turun secara tidak teratur.
3.Turunnya hujan yang
tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga
tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Bioma hutan tropis
Bioma hutan tropis
merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang
paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah,
sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di
Afrika.
Ciri-ciri:
1.Curah hajannya
tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.
2. Matahari
bersinar sepanjang tahun.
3.Dari bulan satu ke
bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
4.Di bawah kanopi atau
tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara
siang dan malam hari.
Bioma hutan gugur
Ciri khas bioma hutan
gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma
ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
1.Curah hujan merata
sepanjang tahun, 75 – 100 cm/tahun.
2. Mempunyai
4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi
3. Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.
Bioma hutan taiga
Bioma ini kebanyakan
terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah
Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan
taiga:
1. Perbedaan
antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu
tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
2. Pertumbuhan
tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
3.Flora khasnya adalah
pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii
(pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris
seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut
hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin
dengan suhu sangat rendah.
4.Fauna yang terdapat
di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang
bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti
tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma tundra
Bioma ini terletak di
kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah
tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut
kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga
berukuran kecil.
Ciri-ciri:
1.Mendapat sedikit
energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9
bulan dengan suasana gelap.
2.Musim panas
berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
3.Fauna khas bioma
tundra adalah “Muskoxem” (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa
kutub).
Bioma sabana
Bioma sabana adalah
padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis
tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan
sabana campuran.
- Sabana murni :
bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma hutan bakau
(mangrove)
· Hutan
bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah
tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp),
sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula
pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Bioma hutan lumut
Hutan lumut banyak
ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di
atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan
adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan
bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada
hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak
pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan
karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun
terus-menerus.
Bioma Hutan Musim
· Di daerah
tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
· Ciri tumbuhan
yang membentuk formasi hutan musim:
· Pohon-pohonnya
tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi
terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering),
daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim
biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati,
hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
Bioma Stepa
Bioma Stepa (Padang
Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang
curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma Stepa berbeda dengan
Bioma Sabana.
Ciri -ciri bioma Stepa
antara lain :
· Curah hujan
tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
· Tanah
pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat porositastanah dan sistem penyaluran yang kurang baik
sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur.
· Beberapa jenis
rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
· Memiliki pohon
yang khas, yaitu akasia
· Wilayah
persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian
barat, Argentina dan Australia.
Persebaran Fauna
1.Australia
Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.
Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.
2. Oriental
Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
3.Ethiopia
Afrika, Magaskar dan
pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta.
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta.
4. Neotropik
Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
5. Neartik
Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).
Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).
6. Paleartik
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.
1.
Kawasan Indonesia Barat (Asiatis): meliputi Pulau Sumatera, Jawa,
Kalimantan. Hewan-hewannya menyerupai hewan daerah oriental, misalnya:
gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.
gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.
2.
Kawasan Indonesia Timur(Australis): meliputi Irian Jaya dan sekitarnya.
Hewan-hewannya menyerupai hewan di daerah Australia.
Hewan-hewannya menyerupai hewan di daerah Australia.
3.
Kawasan Wallacea(Peralihan): meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki hewan-hewan
khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.
Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki hewan-hewan
khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.
Persebaran flora di
Indonesia
1.Wilayah Flora
Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau
Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano,
Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang
tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi)
2.Wilayah Flora
Jawa-bali
Tersebar di pulau Jawa,
Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep.
Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon
Burohal (Kepel)
3.Wilayah Flora
Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau
Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumuh
adalah pohon Sagu
4.Wilayah Flora Papua
Meliputi wilayah pulau
Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah
Eucalyptus, sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland
Australia Utara.
Dikenal 2 macam
evolusi:
1. Evolusi progresif :
evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).
evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).
2. Evolusi regresif
(retrogreslf) :
evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.
evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi merupakan
perpaduan antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang dianggap sebagai
pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai
asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “On the ofiginof species by
means of natural selection” atau “The preservation of favored races in the
struggle for life”.
Alfred Wallace
(1823-1913) secara terpisah mengembangkan pemikirannya dan menghasilkan
konsepsi yang sama dengan pendapat Charles Darwin.
Joseph Hooker, teman
Charles Darwin menggabungkan tulisan Alfred Wallace den Charles Darwin. Judul
kedua tulisan tersebut menjadi “On the tendency of species to from vafieties
and on the perpetuation of vafieties and species by natural means of
selection”.
Yang dianggap
mengilhami Charles Darwin dengan gagasan evolusinya adalah
1. Jean Baptiste
Lamarck (ahli biologi Perancis, 1744-1829).
Yang idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic
Zoologique”.
Yang idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic
Zoologique”.
Inti isi buku tersebut
:
1.1. Alam
sekitar/lingkungan (environment) mempunyai pengaruh pada
ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan.
1.2. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired characters) akan
diwariskan kepada keturunannya.
1.3. Organ yang digunakan akan berkembang, sedan” yang tidak
digunakan akan mengalami kemunduran.
ciri-ciri/sifat-sifat yang diwariskan.
1.2. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired characters) akan
diwariskan kepada keturunannya.
1.3. Organ yang digunakan akan berkembang, sedan” yang tidak
digunakan akan mengalami kemunduran.
2. Sir Charles Lyell
(ahli geologi Inggris, 1797-1875).
Yang menerbitkan buku mengenai prinsip-prinsip geologi “Principles
of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan
benua selalu mengalami perubahan.
Yang menerbitkan buku mengenai prinsip-prinsip geologi “Principles
of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan
benua selalu mengalami perubahan.
3. Thomas Robert Mathus
(ahli ekonomi den kependudukan Inggris).
Pro dan kontra tentang
berbagai pendapat tentang masalah evolusi
1. Lamarck vs Weismann
:
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaannya : Dia
mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata keturunannya tetap
berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan sampai 20
generasi.
2. Lamarck vs Darwin :
Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang.
2. Lamarck vs Darwin :
Mereka berbeda pendapat mengenai “munculnya” jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck :
semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun makin berkurang
maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau
daun yang semakin tinggi letaknya.
Menurut Darwin : dalam
populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher pendek. Dalam kompetisi
mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap bertahan hidup jerapah
berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.
3. Spesiasi atau
terjadinya spesies baru:
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :
F = G + L,
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :
F = G + L,
F = fenotip,
G = genotip,
L = lingkungan
G = genotip,
L = lingkungan
maka bila F1 Þ F2 Þ F3
Þ F4 Þ F5 Þ ………….. F12, dimana F12 mungkin sudah jauh berbeda dengan F1
sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru
Untuk dapat memahami
masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :
A. Pengertian Spesies
Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.
Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.
Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
B. lsolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
C. Macam-macam Isolasi
Intrinsik
1. Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:
1.1. Isolasi ekogeografi
1.2. Isolasi habitat
1.3. Isolasi iklim/musim
1.4. Isolasi perilaku
1.5. Isolasi mekanik
1. Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:
1.1. Isolasi ekogeografi
1.2. Isolasi habitat
1.3. Isolasi iklim/musim
1.4. Isolasi perilaku
1.5. Isolasi mekanik
2. Mekanisme yang
mencegah terjadinya hibrida:
2.1. Isolasi gamet
2.2. Isolasi perkembangan
2.3. Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
2.1. Isolasi gamet
2.2. Isolasi perkembangan
2.3. Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
3. Mekanisme yang
mencegah kelangsungan hibrida:
3.1. Kemandulan betina
3.2. Eliminasi hibrida yang bersifat selektif
3.1. Kemandulan betina
3.2. Eliminasi hibrida yang bersifat selektif
D. Spesiasi Sebagai
Akibat Adanya Poliploid
Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai
14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non-
disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang
kemudian diberi nama Oenothera gigas.
Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai
14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non-
disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang
kemudian diberi nama Oenothera gigas.
Kedua Oenothera
tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena
pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan
keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan
keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.
Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.
F. Divergensi,
Kepunaban, Konvergensi
Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies.
Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies.
Kalau dibuat garis
keturunannya maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar (divergen) oleh
sebab itu peristiwa ini disebut divergensi.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/
re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/
re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Konvergensi adalah
peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama, tetapi
makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh tetapi
kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ yang
fungsinya serupa.
Petunjuk – Petunjuk
Adanya Evolusi
1. Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b. Analogi
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2. Embriolog
Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh.
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh.
Ernest Haeckel,
mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan
peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Cotoh: adanya
rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai
dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi,
selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3. Perbandingan
Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4. Petunjuk-petunjuk
Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6. Petunjuk-petunjuk
dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
7. Petunjuk-petunjuk
Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda:
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ
Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda:
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ
Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
A. Pendapat Teilhard de
Chardin mengenai proses evolusi
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Geosfer:
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
2. fahap Biosfer:
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya
manusia.
3. Tahap Nesosfer:
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.
B. Penetapan Umur Fosil
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Beberapa contoh penetapan
umur fosil :
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif
1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif
C. Evolusi Manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
G.Membedakan Adaptasi, Seleksi Alam dari
Perbedaan
Adaptasi adalah
cara bagaimana organisme mengatasi
tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
è memperoleh
air, udara dan nutrisi (makanan).
è mengatasi
kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
è mempertahankan
hidup dari musuh alaminya.
è bereproduksi.
è merespon
perubahan yang terjadi di sekitarnya.
è Organisme
yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi atas
tiga jenis yaitu:
a)
Adaptasi Morfologi
adalah adaptasi yang
meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai
contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk
mencari makanannya.
b)
Adaptasi Fisiologi
adalah adaptasi yang
meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan
suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan
memamah biak.
c)
Adaptasi Tingkah Laku
adalah adaptasi berupa
perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke
permukaan untuk mengambil udara, bunglon merubah warna kulitnya menyerupai
tempat yang dihinggapi.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh
seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih
sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada
ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia
putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena
ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara
di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston
betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya.
namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan
debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.
Sumber:
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar