Tugas 1
1.Pengertian
Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu
alamiah dasar atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science)
merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang gejala-gejala dalam alam
semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD
hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja dan
ilmu yang hanya berbicara tentang bagaimna metode-metode ilmu kealaman dalam
menjelaskan gejala-gejala alam lebih secara filosofi.
Sedankan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) “Ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi”.
Jadi pengertian ilmu alamiah yang saya ketahui itu adalah pengetahuan dasar yang mempelajari alam semesta,dan dapat dikatakan sebagai konsep awal terbentuknya ilmu pengetahuan alam. Yang dapat dipelajarinya dengan cara metode-metode atau prinsip-prinsip yang tidak dapat lepas dari kenyataan (realitas).
Ilmu alamiah dasar yang mempelajari dasar-dasar alamiah secara universal atau keselururan tapi yang mencakup dasar-dasarnya saja. Ilmu alamiah selalu merumuskan masalahnya dari gejala-gejala yang realitas sehingga metode yang dapat digunakan dalam ilmu alamiah dasar adalah metode-metode yang tidak lepas dari objek-objek materi yang dapat dilihat dan dirasa oleh panca indra.
Metode-metode yang digunakan dalam menapsirkan Ilmu Alamiah Dasar adalah metode-metode alamiah yang dapat di lihat oleh indra sehingga,tidak dapat dengan mudah untuk mengambil keputusan untuk membuat prinsip mengenai ilmu alamiah dasar jika tidak ada realitanya.
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu
bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup).
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada
hukum alam (deterministis) dan
makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas
ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari
hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai
makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik
manusia.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu
ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa
keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan
selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu
menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan
yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran
manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir
hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa
ini.
Sejarah Pengetahuan yang diperoleh Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu
yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui
atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya.
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi
kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia
mereka-reka sendiri jawabannya.
A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap
sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap
filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau
tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan
kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat
tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga
macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat
keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta
keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada
zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika
(bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah
bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya
merupakan atap.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan
akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar di bidang
matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan
hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh
perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan
sebagainya.
Perkembangan fisik Tubuh Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel
sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel
sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel
telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan
menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal
jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan
kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai
berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya
pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan
diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran.
Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada
saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi
pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa
tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi
(organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan
yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan
sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7
tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan
dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk
memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai.
Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Sejarah Perkembangan IPA
Dengan bertambah majunya alam pikiran dan
makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak
pertanyaan tanpa mengarang mitos. Berkat pengamatan yang sistematis, kritis dan
makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia berusaha
mencari jawab secara rasional. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis
menggunakan penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran deduktif ialah cara berpikir yang
bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik simpulan
yang bersifat khusus. Sedangkan penalaran induktif (empiris) ialah cara
berpikir dengan menarik simpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang
bersifat khusus.
Karena himpunan pengetahuan yang diperoleh
dari penalaran deduktif dan induktif tidak dapat diandalkan sebagai ilmu pengetahuan
maka muncullah ilmu yang secara teoretis didapat dari pengamatan dan
eksperimentasi terhadap gejala-gejala alam. Konsep itu disebut Ilmu Pengetahuan
Alam.
Metode Ilmiah dan Implementasinya
Pengetahuan tentang mitos, ramalan nasib
berdasarkan perbintangan bahkan percaya adanya dewa diperoleh dengan cara
berprasangka, berintuisi dan coba-coba (trial and error)
Suatu pengetahuan dapat dikatakan pengetahuan
yang ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat antara lain; objektif, metodik,
sistematik dan berlaku umum. Salah satu syarat ilmu pengetahuan tersebut harus
diperoleh melalui metode ilmiah. Kriteria metode ilmiah yang digunakan dalam
penelitian antara lain harus berdasarkan fakta, bebas prasangka, menggunakan
prinsip-prinsip analisis, hipotesis, berukuran objektif serta menggunakan
teknik kuantitatif atau kualitatif.
Alur berpikir yang mencakup metode ilmiah
dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan tahapan kegiatan
ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah
operasional metode ilmiah, yaitu perumusan masalah, penyusun kerangka berpikir,
pengajuan hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan
simpulan.
Metode ilmiah mempunyai keterbatasan maupun
keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah adalah ketidaksanggupannya menjangkau
untuk menguji adanya Tuhan, membuat kesimpulan yang berkenan dengan baik dan
buruk atau sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan
keindahan. Sedangkan keunggulannya, antara lain
1. mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil;
2. kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari terus-menerus;
3. mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain lain.
1. mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil;
2. kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari terus-menerus;
3. mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain lain.
Peranan matematika
terhadap IPA sangat besar, karena matematika merupakan alat bantu untuk
mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Contoh pada
zaman modern ini, pembuatan mesin-mesin, pabrik bahkan perjalanan ke ruang
angkasa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terbagi menjadi IPA
kualitatif dan IPA kuantitatif. IPA kualitatif hanya mampu menjawab pertanyaan
tentang hal-hal yang bersifat aktual, sedangkan IPA kuantitatif adalah IPA yang
dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif dengan
menggunakan statistik.
3. Mitos
penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
Pengertian Mitos,
Legenda & Cerita Rakyat
-Mitos atau mite (myth)
adalah cerita prosa rakyat yang
tokohnya para dewa atau makhluk setengah
dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar
terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya
menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan
sebagainya.Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari indonesia dan
ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami
perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang
disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Menurut Moens-Zoeb,
orang jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya
bahwa mitos-mitos tersebut terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung
Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai
gunung suciMahameru atau
sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta,
terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya
makanan pokok. Mengenai mite terjadinya padi, dikenal adanya Dewi Sri yang
dianggap sebagai dewi padi orang Jawa. Menurut versi Jawa Timur, Dewi Sri
adalah putri raja Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang
bernama Sadana. Pada suatu hari selagi tidur, Sri dan Sadana disihir
oleh ibu tirinya dan Sadana diubah
menjadi seekor burung layang-layang sedangkan Sri diubah menjadi ular sawah.
Mitologi tentang tokoh-tokoh rakyat di seluruh dunia, seperti cerita Oedipus, Theseus, Romulus, dan Nyikang mengandung
unsur-unsur seperti, ibunya seorang perawan;ayahnya seorang raja;terjadi proses
perkawinan yang tidak wajar dan lain-lain.
-Legenda (bahasa Latin: legere)
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai
sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap
sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian,
karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga
sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda
hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda
harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung
sifat-sifat folklor Menurut
Pudentia,legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat
benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga
membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita
rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut
Emeis,legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang
setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom,legenda adalah
cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap
benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas,legenda adalah dongeng
tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib
atau kejadian yang menandakan kesaktian
Cerita Rakyat
-Cerita Rakyat : Pengertian Cerita Rakyat – Cerita Rakyat adalah
sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada
umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau
asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita
rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita
rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalonegeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut
– ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang banyak Cerita
rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa
dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.
Sekarang banyak juga Cerita Rakyat yang difilmkan lho dan sisi positifnya
Cerita Rakyat jadi semakin terjaga meski kadang ada penambahan jalan ceritanya.
Semoga bermanfaat
Bagaimana Manusia Memperoleh Pengetahuan
Dari lahir hingga matinya, manusia tak akan
lepas dari proses mengumpulkan pengetahuan. Contoh paling mudah adalah
pengetahuan yang didapat melalui proses sensori indera.
Pengetahuan tentang warna, tentang nada, tentang perbedaan panas dingin
semuanya didapat melalui pengalaman langsung inderawi.
Pengalaman
inderawi hanya menjadi bagian kecil bagaimana manusia memperoleh pengetahuan.
Dalam perkembangannya, cara memperoleh pengetahuan telah merentang sedemikian
jauh diiringi dengan ragam pengetahuan itu sendiri.
Lantas
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan?
Tahap
pertama dicapai melalui konseptualisasi. Benda nyata seperti piring atau sendok
perlu dikonseptualisasi melalui proses mental. Pengalaman atas piring dan
sendok diabstraksi dan kemudian disatukan menjadi pengalaman mental yang
tersimpan dalam otak.
Proses
ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan pengetahuan baru. Kemampuan
konseptualisasi tidak akan sama antara satu orang dengan yang lain. Pengetahuan
akan piring dan sendok relatif mudah dipahami karena keduanya merupakan
perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun diraba.
Namun jenis pengetahuan yang melibatkan struktur yang rumit serta abstak akan
membutuhkan usaha dan mungkin juga kemampuan lebih untuk memahaminya. Kabar
baiknya, layaknya pengetahuan itu sendiri, kemampuan konseptualisasi juga bisa
dilatih dan dikembangkan.
Lantas
apakah semua proses ini akan mengantarkan pada pengetahuan yang benar?
Jawabnya
belum tentu. Sangat mungkin manusia mengalami kesalahan. Seorang astronom bisa
saja salah mengartikan gelombang radio yang terdeteksi dari luar angkasa
sebagai sinyal dari makhluk asing, padahal itu hanya pulsar yang dipancarkan
oleh kumpulan bintang.
Agar
kesalahan bisa diminimalkan diperlukan verifikasi. Verifikasi mesti menunjukkan
hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Jika hari ini hasilnya merah dan
sebulan kemudian tetap merah, tingkat kepercayaan atas pengetahuan ini akan
semakin tinggi.
Begitulah
siklus utama manusia dalam memperoleh pengetahuan, konseptualisasi yang mesti
diiringi dengan verifikasi. Namun ada satu faktor lagi yang juga berpengaruh,
meski ini tidak terkait langsung dengan proses mental, yaitu metode dalam
meraih pengetahuan itu sendiri.
Mengambil
contoh di dunia sains, saat ini dikenal apa yang disebut sebagai metode ilmiah.
Metode ini baru diterapkan luas pada abad ke-17. Sebelum itu, mengikuti
Aristoteles, masalah sains cukup dipecahkan melalui proses berpikir tanpa
disertai pembuktian langsung atas hasil proses berpikir itu.
Dalam
metode ilmiah, semuanya hanya sebatas dugaan sebelum dapat dibuktikan lebih
jauh. Hasil berpikir saja tidak akan mencukupi.
Melalaui
metode ini, pengetahuan akan memiliki validitas lebih baik dan memperkecil
peluang kesalahan. Ini menjelaskan, metode memperoleh pengetahuan juga akan
menentukan derajat kesahihan atas pengetahuan itu.
Pengetahuan
dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah
dan ilmiah.
Pada
pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi,
prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
1.
Akal
sehat
Menurut
Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep
dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan
kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar,
walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
2.
Intuisi
Intuisi
adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan
dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang
panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3.
Prasangka
Pengetahuan
yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang
melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu
luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4.
Penemuan
coba-coba
Pengetahuan
yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali
dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error.
Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan
setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak
yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu
dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang
ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga
ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
5.
Pikiran
Kritis
Pikiran
kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang
tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya
benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti,
terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
Pendekatan
Ilmiah
Pendekatan
ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur
dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori
terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan
atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin
memastikan kebenarannya.
Manusia Begitu Mudah Menerima Mitos Karena Akibat
Keterbatasan Penalaran
Manusia begitu mudah menerima mitos karena
akibat keterbatasan penalaran dan keingintahuannya untuk sementara dapat
terjawab?
A. RASA INGIN
TAHU
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu yang
merupakan cirri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang
benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu
tentang dirinya sendiri (antroposentris).
Dengan pertolongan akal budinya manusia menemukan
berbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang
merugikan. Tetapi adanya akal budi itu juga menimbulkan rasa ingin tahu yang
selalu berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Kalau
salah satu soal dapat dipecahkan maka timbul soal lain yang menunggu
penyelesaian. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan
yang muncul dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan manusia itu kadang-kadang
kurang serasi dengan tujuannya. Sehingga tidak dapat menghasilkan pemecahan.
Tetapi kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa, bahkan seringkali
justru membangkitkan semangat yang lebih menyala-nyala untuk memecahkan
persoalan. Dengan semangat yang makin berkobar ini diadakanlah
kegiatan-kegiatan lain yang dianggap lebih serasi dan dapat diharapkan akan
menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan untuk mencari pemecahan
dapat berupa:
a. Penyelidikan langsung.
b. Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah
diperoleh orang lain.
c. Kerja sama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga
sedang memecahkan soal yang sama atau yang sejenis.
B. MITOS
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan
hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia
mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah
pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi
adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh
lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia
mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang
marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya
“Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar,
matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut
dengan mitos. Cerita
yang berdasarkan atas mitos disebut legenda.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena
keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga
tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian
juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai
frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas
30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap
maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa
manis,masam ,asin dan pahit.
Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal
oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun
tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas
atau dingin namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat
observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di
antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak.
Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari
keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir
dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera
tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini
masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat
mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh
masyarakat pada masa itu karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena
keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung tiga tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
3. Tahap positif atau ilmiah riel
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk
mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala
sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang menarik
perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak.
Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh
para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana
manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak
lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan
kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna
menemukan hakikat segala sesuatu.
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia
telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah
dicapainya yang dikembangkan secara positif ,melalui pengamatan , percobaan dan
perbandingan.
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan
adnya kekuatan ghaib. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang
memikul bumi pada bahunya )memindahkan bumi dri bahu yang satu kebahu yang
lain. Gerhana bulan diduga terjadi karena dimakan oleh raksasa. Menurut dongeng
raksasa itu takut pada bunyi – bunyian, maka pada waktu gerhana bulan manusia
memukul apa saja yang dapat menimbulkan bunyi. Supaya raksasa itu takut dan
memuntahkan kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira ditimbulka oleh adanya
kereta yang dikendarai dewa melintas langit.
Demikian pada tahap mitos atau tahap teologi ini manusia
menjawab rasa ingin tahunya dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos,
karena alam pikirannya masih terbatas pada imajinasinya dan cara berpikir
irasional.
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya.sedangkan hasrat ingin
tahunya berkembang terus.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman
Babylona,yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylona tentang alam
semesta antara lain adalah bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan atau
selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar , sedangkan langit dengan
bintangnya merupakan atapnya. Dilangit ada semacam jendela yang memungkinkan
air hujan dapat sampai ke bumi.
Karena kemampuan berpikirnya manusia semakin maju dan
disertai pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, mitos
dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan, dan mereka cendrung menggunakan
akal sehat dan rasionya.
4.METODE ILMIAH
Pengertian Metode:
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos”
yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,
maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Pengertian Metode
Ilmiah:
Metode ilmiah adalah suatu pengajaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan–pertimbangan logis.
Almack (1939)
menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Kriteria metode
ilmiah :
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan
yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau
pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau
kegiatan sejenis.
2. Bebas dari
prasangka
Metode ilmiah harus
mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif.
Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan
dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan
prinsip analisa
Dalam memahami serta
memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa.
Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan
analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya
atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari
sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan
hipotesa
Dalam metode ilmiah,
Peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa.
Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran
kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan
mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan ukuran
obyektif
Kerja penelitian dan
analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan
merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat
secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6. Menggunakan teknik
kuantifikasi
Dalam memperlakukan
data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, rangking dan rating
Karakteristik metode
ilmiah :
1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat
untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang
dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama
dengan kondisi yang sama pula.
4.Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.Tujuan mempelajari Metode Ilmiah :
1.Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
2. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
3. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat
untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang
dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama
dengan kondisi yang sama pula.
4.Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.Tujuan mempelajari Metode Ilmiah :
1.Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
2. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
3. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
MEMBEDAKAN CARA
MEMPEROLEH PENGETAHUAN TIDAK ILMIAH DAN ILMIAH
Pengetahuan tidak ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secarasistematikterhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di dalam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya, pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika, dan sebagainya.
Sedangkan, pengetahuan ilmiah adalah
ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita
yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan
metode ilmiah. Mialnya, kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu
(objek/lapangan) yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan
penjelasan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab hal/kejadian itu. Oleh
karena itu cara memperoleh pengetahuan dan cara memperoleh pengetahuan ilmiah
atau sains sudah jelas berbeda.
Langkah langkah operasional metode ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud
dengan masalah disini adalah merupakan
pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana
tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu
pernyataan yang
menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan
masalah yang di
tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang
tentu saja di dukung oleh
pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang
sebagai jawaban sementara
dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya
dalam suatu observasi atau
ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang
relevan
dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah
terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta
ini dapat diperoleh
melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau
dapat juga melalui uji
coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu
dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian
melalui
analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di
ajukan itu di
terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila
fakta-fakta yang terkumpul itu]
mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta
tidak mendukung maka hipotesis itu di
tolak. Hipotesis yang diterima merupakan
suatu pengetahuan yang kebenarannya telah]
diuji secara ilmiah dan merupkan
bagian dari ilmu pengetahuan.
Kelemahan metode
ilmiah
Kelemahan metode
ilmiah dapat kita lihat dari segi cakupan atau jangkauan dari kajiannya, asumsi
yang melandasinya, dan kesimpulannya bersifat relatif. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
(a)Metode ilmiah tidak dapat
digunakan kecuali pada pengkajian objek-objek material yang dapat di indera.
Metode ini khusus untuk ilmu-ilmu eksperimental. Ia dilakukan dengan cara
memperlakukan materi (objek) dalam kondisi-kondisi dan faktor-faktor baru yang
bukan kondisi dari faktor yang asli. Dan melakukan pengamatan terhadap materi
tersebut serta berbagai kondisi dan faktornya yang ada, baik yang alami maupun
yangtelah mengalami perlakuan. Dari proses terhadap materi ini, kemudian ditarik
suatu kesimpulan berupa fakta materialyang dapat diindera.
(b)Metode ilmiah mengasumsikan adanya
penghapusan seluruh informasi sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan
mengabaikan keberadaannya. Kemudian memulai pengamatan dan percobaan atas
materi. Ini dikarenakan metode ini mengharuskan kita untuk menghapuskan diri
dari setiap opini dan keyakinan si peneliti mengenai subjek kajian. Setelah
melakukan pengamatan dan percobaan, maka selanjutnya adalah melakukan komparasi
dan pemeriksaan yang teliti, dan akhirnya merumuskan kesimpulan bersarkan
sejumlah premis-premis ilmiah.
(c)Metode ilmiah tidak dapat diterapkan
kepada pengetahuan yang tidak termasuk ke dalam kelompok ilmu. Demikian
juga halnya dengan bidang sastra yang termasuk dalam
humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode ilmiah dalam penyusunan tubuh
pengetahuaannya.
Kelemahan-kelemahan yang ada pada metode
ilmiah ini juga diungkapkan dalam literatur lain. Dikatakan, bahwa
“Pertama-tama ilmu menyadari bahwa masalah yang dihadapinya adalah masalah yang
bersifat konkrit yang terdapat dalam dunia fisik yang nyata. Secara ontologi,
ilmu membatasi dirinya pada pengkajian yang berada pada ruang lingkup
pengalaman manusia. Hal inilah yang memisahkan antara ilmu dan agam perbedaan
antara lingkup permasalahan yang dihadapinya juga menyebabkan berbedanya metode
dalam memecahkan masalah tersebut”.
Dikatakan pula, “proses pengujian ini tidak
sama dengan pengujian ilmiah yang berdasarkan kepada tangkapan pancaindra,
sebab pengujian kebenaran agama harus dilakukan oleh seluruh aspek kemanusiaan
kita seperti penalaran, perasaan, intuisi, imajinasi di samping pengalaman”.
“Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak termasuk ke
dalam kelompok ilmu. demikian juga halnya dengan bidang sastra yang termasuk
dalam humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode ilmiah dalam penyusunan
tubuh pengetahuaannya”.
Muhammad Abdurrahman dalam bukunya at-Tafkeer juga mengatakan hal senada dengan yang
telah disebutkan di atas. Ia mengatakan, bahwa metode ilmiah tidak bisa
diterapkan pada ilmu yang termasuk dalam humaniora, hal ini dikarenakan
bidang-bidang yang termasuk ke dalam humaniora tidak membahas perkara-perkara
fisik yang dapat diukur dan diujicobakan. Meskipun demikian, beberapa aspek
pengetahuan tersebut dapat menerapkan metode ilmiah dalam pengkajiaannya,
misalnya saja aspek pengajaran bahasa sastra dan metematika. Dalam hal ini
masalah tersebut dapat dimasukkan ke dalam disiplin ilmu pendidikan yang
mengkaji secara ilmiah berbagai aspek proses belajar-mengajar.
Walaupun
Banyak kekurangan, berpikir secara ilmiah juga memiliki kelebihan. Kegiatan
berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia
dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah
merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan
masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik
kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut
harus didukung dengan alat atau sarana yang baik sehingga hasil dari berfikir
ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik. Dengan berpikir secara
ilmiah maka akan menghasilkan pemikiran yang ilmiah juga
Tugas 2
1.Alam Semesta
Beserta Isinya
Alam semesta dan
dunia yang berada didalamnya merupakan sesuatu yang utuh yang terdiri dari
materi-materi yang dapat ditemui oleh manusia sebagai suatu kesadaran bahwa ia
berada dalam alam semesta dan berusaha untuk mengetahui dan memahaminya sampai
akhir hidupnya. Alam semesta menjadi ada dan karena manusia mengadakan, dan
menjadi berguna ketika manusia mau menggunakan. Maka dari itu semu ada suatu
kesempatan untuk manusia dalam mengetahui dan mau memahami agar menjadi siap di
kemudian hari dalam mengadaptasi, mengeksplorasi, dan memanfaatkan segalanya
itu sebagai pendukung kehidupan manusia. Pada dasarnya Tuhan menciptakan alam
ini tak terbatas, seperti pemikiran manusia yang tiada batasnya, ia kemudian
menjadi terbatasi ketika ditemukan oleh manusia dan Berfikir untuk membuat itu
menjadi nyata. Segala sesuatu ada karena mengada.
2.Teori alam semesta
1.Teori Nebule
atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de
Laplace (1796).
Matahari dan
planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di
dalam
jagatraya,
karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat
sepertibola yang
besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya.
Akibatnya bentuk bola
itu memepat pada kutubnya dan melebar di
bagianequatornya bahkan sebagian
massa dari kabut gas menjauh dari
gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang
di sekeliling bagian utama
kabut itu, gelang-gelang itu kemudian membentuk
gumpalan padat inilah
yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan
bagian tengah yang
berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang
sebagai
matahari.
Teori kabut ini
telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi
sekarang telah benyak
ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan
jawaban-jawaban kepada banyak
hal atau masalah di dalam tata surya kita
dan (2) karena munculnya banyak teori
baru yang lebih memuaskan.
2. Teogeologi dan Forest R. Moulton (1872-1952)
seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena
planet terbentuk dari
benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada
sebagai salah satu
dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah
bintang yang
berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya terjadi
pasang naik
antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu menjauh
sebagian
massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan
sebagian
lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan
planetesimal yang kelak kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada
orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans
(1877-1946) dan Harold Jeffreys
(1891) keduanya dari Inggris, teori ini hampir
sama dengan teori
Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang
yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti
peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian
massa matahari
itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu
mengakibatkan
cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar
matahari
dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian
membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian
tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa
sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran
kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk
cerutu
itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat dan
terjauh
besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.
4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl
von Weizsaeker (1940)
kemudian disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Gumpalan awan itu
mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu
partikel-partikeldebu
tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola
dan mulai
berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di bagian tengah
dan
tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu
saling
menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian
menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat
sehingga
terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil
ini berpilin
pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu
matahari mungkin
merupakan bintang kembar,kemudian bintang yang satu meledak
menjadi
kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang,maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan
menjadiplanet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi
matahari.
6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow,
Alpher dan Herman.
Alam pada saat itu belum merupakan materi tetapi pada
suatu ketika
berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya
sangat berat
dan tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi
ledakan
hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat
menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat
jenis yang
lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.
3.Anggota sistem
tata surya
Anggota dari sistem tata surya yaitu matahri, , asatelit, steroid, komet, meteor, dan medium antar planet.
1. Matahari
Matahari merupakan bola gas yang berpijar, matahari adalah bintang yang beraada pada kelas spektrum G2. Matahari sangat panas sehingga berwujud gas. tekanan yang dihasilkan luar biasa besar karena tempetaturnya yang sangat tinggi di abagian intinya.Di inti matahari terjadi reaksi termonuklir. Matahari tersusun atas inti, fotosfer, kromosfer adn korona.
2.Planet
Ada beberapa hal yang menjadi syarat bahwa benda langit merupakan sebuah planet diantaranya :
a. Orbit plaet tersebut mengelilingi matahari.
b. Memiliki massa yang cukup atau lebih besar dari 10 20 kg agar dapat menghasilkan gravitasi sendiri, dengan bentuknya mendekati bulat.
c. Orbitnya tidak memotong orbit planet lain.
Planet - planet tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
3. Satelit
Hampir semua planet di tata srya memiliki sitem sekunder, disebut satelit. satelit bumi adalah bulan. Hampir semua satelit alami yang paling besar terletask di orbit sinkron, dengan satu sisinya secara tetap menghadap planet induknya.
4. Asteroid
Penemuan asteroid sudah ada sejak tahun 1801, yaitu oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya dinamai Ceres. Ceres rianugerahi sebagai asteroid terbesar di taat surya dengan diameter sekitar 900 km. populasi asteroid adalah di daerah antara orbit planet Mars dan Jupiter, dikenal sebagai Main Belt atau Sabuk Utama. Selain Ceres adapila asteroid lain yang menempati orbit yang berbeda, yaitu Trojan dan asteroid AAA (Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
5. Komet
Komet adalah sekumpulan partikel-partikel padat, berevolusi terhaadp matahari dengan eksentrisitas yang sangat besar. Komet berarti si rambut panjang. Orbit komet membentuk sudut terhadap ekliptika. Jadi periode komet sangat besar, jarang terlihat.
Komet Halley muncul setiap 75 tahun sekali. selang waktu kemunculan komet menunjukan revolusi komet itu sewaktu bergerak mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari materialnya menjadi sanagat panas dan menguap, dan membentuk awan gas yang bercampur dengan debu di sekitar inti padatnya.
Tekanan radiasi matahari mendorong kometpertikel-partikel komet dan membentuk ekor. Kepala komet berdiameter sekitar 20.000 km, dan panjang ekornya sampai jutaan km. Pada saat komet mencapai perihelion , maka terbentuklah ekor komat yang paling maximum. Seluruh massa komet diperkirakan mencapai sepersejuta dari massa bumi. keberadaan komet ini seperti sepele tapi komet memang benar-benar ada.
komet Lulin, si komet hijau nan
cantik akan mendekati Bumi
6. Meteor
Cahaya uap yang dihasilkan seperti bintang bergerak cepat melintasi langit dikenal sebagai bintang jatuh, adalah fenomena hadirnya meteor.
jumlah meteor yang bertabrakan dengan bumi selama 24 lam diperkirakan mencapai 200 juta meteor. Meteor itu dinamakan meteorit. Meteorid diabedakan dalam 2 tipe, tipe pertama yaitu meteorid yang mengelilingi matahari seperti planet orbitnya memiliki eksentrisitas yang kecil serta hampir sebidang dengan bidang utama planet.
Tipe lainnya yaaitu komet yang memiliki eksentrisitas yang besar. mendekati bumi dari segala arah seakan ingin membombardir bumi dengan sudut kecil terhadap bidang orbit bumi. Meteor ini sering menumbuk bumi secara berkelompok disebut dengan Shower.
7. Materi Antar Planet
Medium antar planet terdiri dari debu dan gas. debu antar planet merupakan distribusi yang jarang dari mikrometeorit yang mengitari atata surya. Namun terdapat pula distribuso gas disekitar sistem tata surya.
Fakta adanya gas antar planet datang dari penyelidikan luar angkasa dengan peralatan canggihnya mencatat gerakan atom dan partikel yang bergerak dengan cepat. Gas antar planet terdiri dari ion dan elektron yang dipancarkan matahari ke luar angkasa. Liran ini dikenal dengan sebutan angin solar.
Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu :
a. Troposfer
Lapisan
ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai
pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada
lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap
kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap
sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan
permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk
manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan
troposfer.
Susunan
kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon,
0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005%
hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di
dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun
troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi,
90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah
terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain.
Di
dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang
tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis),
tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 –
12 km.
Troposfer
terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal
lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam
lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman,
ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah
yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga
jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan
udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag,
planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung
berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi
(Gerakan Mendatar)
Lapisan
ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8
km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan
tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu
yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan
lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12
km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang
paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara
– 57 o C sampai – 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada
tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan
atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair
(hujan) dan padat (salju, hujan es).
b. Stratosfer
Merupakan
bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50
– 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer
dan ionosfer.
Pada
lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi.
Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan
dari lapisan troposfer.
Ciri
penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna
untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai
permukaan bumi.
Serapan
radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu
udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap
air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan
stratosfer disebut stratopouse.
Lapisan
stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1.
Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o
C sampai -55o C.
2. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
3. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
2. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
3. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
c. Mesosfer
Mesosfer
terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini
akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik,
tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah
terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan
atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan
mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C .
d.
Lapisan Termosfer
Berada
di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian
sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya
lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah
menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas
atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya
suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1.
Lapisan Udara E
Terletak
antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya
proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan
HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini
berkisar – 70o C sampai +50o C .
2.
Lapisan udara F
Terletak
antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
3.
Lapisan udara atom
Pada
lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara
400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga
suhunya mencapai 1200o C .
e.
Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan
lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah
batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk
ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis
imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Ozon
Dalam Atmosfer
Ozon
adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat
juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat
juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.
Ozon
terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di
stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari.
Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar
udara.
Ozon
terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon yang
terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi
dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer
memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun
susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah
satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan
kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.
Ozon
memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan
sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi
pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan
membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat
mengalami dekomposisi.
Dari
molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi
molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan
seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi
ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian
besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi
bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi
kehidupan. Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer
dibandingkan suhu di troposfer.
Kira-kira
3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup
yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya
adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat
kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV
gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan
bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan.
Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan
industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang.
Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti
semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya
sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya
lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan
bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan
oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.
Selain
itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat
besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri
atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah
yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat
dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan
di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun,
tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi
zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan sebagai zat
pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat
plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12
digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry
cleaning.
Dampak
Lubang Ozon
Lapisan
ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta
sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang tak berawan
sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari katulistiwa,
UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada musim panas
penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda jauh dengan
di katulistiwa.
Dengan
semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi semakin
besar. Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi yang tidur,
maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad
renik.
Sinar
UV-B juga mempunyai dampak negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan
maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju
pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga
hasilnya akan berkurang. Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan,
mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan penyakit
kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia.
Dengan berkurangnya daya imunitas oranng menjadi lebih peka terhadap serangan
infeksi termasuk virus herpes dan lepra.
Mekanisme
Pembentukan Lubang Ozon di Antartika
Pada
bulan Agustus – Oktober 1987 diadakan penelitian untuk mengetahui apa yang
menyebabkan terjadinya lubang ozon di Antartika. Penelitian ini dilakukan oleh
sebuah tim Internasional, yang dikenal dengan Airborne Antartic Ozone
Experiment. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada musim dingin, daerah
lubang ozon dibatasi oleh pusaran angin pada 60o Lintang Selatan. Dengan adanya
pusaran angin itu, daerah di atas Antartika merupakan daerah dengan udara yang
tenang yang terisolasi dari daerah sekitarnya. Daerah ini disebut botol
kungkungan (containment vessel). Kerusakan ozon terutama terjadi pada
ketinggian 14 dan 24 km. Di daerah ini terdapat kadar CFC yang rendah dan ClO
(klormonoksida) yang merupakan perusak ozon yang berasal dari CFC.
Pada
musim dingin, di Antartika matahari tidak bersinar selama berbulan-bulan.
Karena udara terisolasi oelh adanya pusaran angin dan karena udara terus
memancarkan radiasi inframerah ke angkasa, sedangkan matahri tidak bersinar,
suhunya terus turun. Pada suhu -78 oC, terjadilah awan yang terutama terdiri
dari kristal asam nitrat.
Terjadinya
lubang ozon di Antartika ini dimungkinkan karena kondisi atmosfer yang khusus.
Suhu yang sangat rendah pada musim dingin ini memungkinkan terjadinya reaksi
kimia peusakan ozon dalam musim semi berikutnya.
Terbentuknya
pusaran angin itu dimungkinkan juga karena naiknya kadar gas rumah kaca yang
menghalangi lepasnya panas dari bumi ke angkasa, sehingga suhu stratosfer lebih
dingin.
Di
samping daerah utama perusakan ozon terdapat pula ”lubang mini” di luar daerah
botol kungkungan sampai pada garis lintang 45o Selatan di atas ujung selatan
Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru.. Masing-masing lubang mini hanya
berumur beberapa hari saja, kemudian menghilang. Akan tetapi, pada pertengahan
bulan September beberapa lubang mini muncul bersamaan dan bergabung menjadi
satu.
HIDROSFER
Air
adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.
Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Energi
matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian
atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya
akan jatuh sebagai hujan.
Pemanasan
oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas
dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya. Akibatnya,
timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah
dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan
perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub.
Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan
menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi
organisme-organisme di laut.
Hidrosfer
meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap
air di atmosfer.
1.
Samudera-samudera dan laut-laut
Samudera-samudera
dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila di lihat dari luar bumi,
terlihat seperti bulatan air. Tubir samudera yang paling dalam 10 km, dengan
rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di permukaan bumi dapat
mencapai dalamnya 2,84 km.
Pada
dasarnya yang dimaksud dengan laut adalah masa air asin yang menggenangi
sebagian besar permukaan bumi. Secara langsung maupun tidak, laut sangat
berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi.
Berat
jenis air laut adalah 1,027, disebabkan oleh larutan garam-garamair laut
rata-rata mempunyai kandungan garam dan berbagai jenis mineral dengan
konsentrasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan air sungai atau danau, yaitu
sekitar 35%. Hal inilah yang mengakibatkan organisme laut memiliki struktur
tubuh maupun kondisi fisiologis yang sangat berbeda dengan organisme yang hidup
di air tawar.
Besarnya
kadar bagi masing-masing garam di laut adalah sebagai berikut : NaCl 77,76%,
MgCl2 10,88%, MgSO4 4,74%, CaSO4 3,60%, K2SO4 2,64%, CaCO3 0,34%, MgBr2 0,22%
dari sejumlah garam yang ada di dalam air laut.
Garam-garam
ini terlarut dalam air sungai. Air hujan yang jatuh di daratan meresap ke dalam
tanah dan ke dalam lapisan-lapisan di bawahnya, melarutkan garam-garam yang
dapat dilarutkan dan semua ini diangkut sebagai larutan yang amat encer yang
mengalir ke laut.
Kemudian
air diuapkan, melalui peredarannya lagi dan garam tinggal di samudera. Pada
dasarnya, kandungan garam kapur yang dilarutkan oleh air hujan sangat besar,
akan tetapi kandungan garam kapur di laut amat sedikit. Hal ini dikarenakan
jasad-jasad laut membutuhkan banyak garam kapur untuk menyusun tubuhnya.
Susunan
kimia air laut dalam persen (%) adalah sebagai berikut :
O
H
Cl
Na
Mg
S
Ca
85.89
10.80
1.93
1.07
0.13
0.09
0.04
K
Br
C
Sr
B
Si
F
0.04
0.006
0.002
0.001
0.001
0.0001
0.0001
Rb
Li
Zn
P
J
As
Cu
0.00002
0.000007
0.000007
0.000006
0.000002
0.000002
0.000001
Laut
terasing, yaitu laut yang berhubungan dengan laut terbuka yang belum putus,
mengandung lebih banyak garam daripada laut terbuka. Laut Tengah memiliki kadar
garam lebih tinggi daripada Laut Antlantik; Laut Hitam kadar garamnya lebih
tinggi daripda Laut Tengah. Laut Kaspi dan Laut Mati memiliki kadar garam yang
lebih tinggi lagi.
Hal
ini disebabkan pada laut yang terasing kadar garamnya tidak dialirkan lagi ke
tempat lain seperti halnya laut terbuka.
Selain
mengandung garam, air laut juga mengandung gas, terutama CO2 yang terdapat di
laut 27 kali lipat lebih banyak daripada di hawa udara. Karenanya, samudera
dianggap sebagai suatu pengatur kadar CO2 udara.
Suhu
di permukaan air laut berkisar antara +32oC sampai -3 oC. Pada kedalaman
sekitar 75 – 1100 m, suhu udara mencapai +4 oC.
Air
di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap, meskipun berubah bentuk dari cair
menjadi uap, kemudian menjadi cair kembali. Distribusi air di samudera dan laut
dapat dilihat pada tabel berikut :
Samudera
dan Laut
%
Wilayah
Luas
(000 km2)
Volume
(000 km2)
Pasifik
Atlantik
Hindia
Artik
48
28
20
4
179,670
106,450
72,930
14,090
724,330
355,280
292,310
17,100
Wilayah
laut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
terbagi menjadi laut tepi yang terletak di
antara tepi benua dan kepulauan yang memisahkannya dengan samudera, contohnya
laut Jepang yang terletak antara Kepulauan Jepang dan Benua Asia yang
memisahkannya dnegan Samudera Pasifik; Laut Tengah yang terletak di antara dua
benua, misalnya Laut Karibia yang t erletak di antara Benua Amerika Utara dan
Amerika Selatan; serta Laut Pedalaman, yang hampir seluruhnya dikelilingi
daratan, seperti Laut Hutam, Laut Baltik dan Laut Kaspia.
2. Berdasarkan proses terjadinya,
terbagi menjadi laut transgresi yang terjadi
karena naiknya permukaan laut; laut ingresi yang terjadi karena turunnya
daratan akibat proses patahan; serta laut regresi yang terjadi karena turunnya
permukaan laut.
3. Berdasarkan
kedalamannya
terbagi menjadi zona litoralyang merupakan wilayah
laut yang terletak antara zona pasang naik dan pasang surut; zona neritik yang
terletak dari wilayah pasang surut sampau kedalaman 200 meter; zona batial yang
terletak pada kedalaman antara 200 – 2.000 meter di bawah permukaan laut serta
zona abisal yang merupakan wilayah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari
2.000 meter di bawah permukaan laut.
2. Sungai
2. Sungai
Sungai
adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan atau
sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau
yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai
mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi.
Beberapa
manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :
1.
Sebagai sarana transportasi.
2. Sebagai sumber air irigasi.
3. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
4. Sebagai prasarana oleh raga.
5. Sebagai tempat budidaya perikanan.
2. Sebagai sumber air irigasi.
3. Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
4. Sebagai prasarana oleh raga.
5. Sebagai tempat budidaya perikanan.
3.
Danau
Danau
adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan atau basin
diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi menjadi :
1.
Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
2. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
2. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
3.
Rawa
Rawa
adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada pelepasan air
(drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan sifatnya, rawa
dapat dibedakan menjadi :
a.
Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
b.
Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.
c.
Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.
4.
Air Tanah
Merupakan
air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi, berasal ari air
hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan yang meresap ke
dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam tanah. Secara umum
air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
2. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
2. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air
tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas yang
disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya dengan
aktivitas vulkanisme.
LITHOSFER
Lithosfer
berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri
atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit
bumi paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua
lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun
utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral
sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk
batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu
sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa
proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer
memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila
batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses
fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini
bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian
membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah
merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud aslinya,
mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan
bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk
hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar
laut.
Lithosfer
terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1. Lapisan
sial yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan
Al2O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Kerak
benua, merupakan benda padat yang
terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
b.
Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra
2. Lapisan
sima (silisium magnesium) yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam
bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih
besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral
ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Batuan Pembentuk Lithosfer
Semua
batuan pada mulanya dari magma yang keluar melalui puncak gunung berapi. Magma
yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku, yang dalam ribuan tahun dapat hancur terurai selama
terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya
hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain
untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau
batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu
yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang
berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
a.
Batuan beku
Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum batuan
beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya
tidak mengandung fosil. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibagi
menjadi :
1.
Batuan Beku Dalam ; adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi, pada kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan
astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat serta
2.
Batuan Beku Gang, terbentuk di bagian celah/gang dari kerak bumi, sebelum
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga
membentuk batuan yang mempunyai cristal yang kurang sempurna.
3.
Batuan Beku Luar, hádala batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Magma
yang keluar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan Sangat cepat
sehingga tidak menghasilkan cristal batuan. Contohnya riolit dan basalt.
b.
Batuan Sedimen
Batuan
redimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan.
Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses
pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen
disebut diagenesis yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi
batuan endapan.
Ada
beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi
dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku,
contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan
dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen organic
berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan
koral
c.
Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan
malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara
fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya.
Faktor yang mempengaruhi perubahannya adalah suhu yang tinggi, tekanan yang
kuat serta waktu yang lama. Contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang berubah
menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit
Lithosfer
merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia
melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan
mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya
minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.
D.
Biosfer
Biosfer
merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem
yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara
entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan
sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah
lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua bagian
permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman
mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama
karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang. Salah satu
penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun
pembukaan hutan untuk pemukiman.
Organisme
hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral
maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi
tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Salah
satu bentuk dari lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut
terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam
hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan
batu bara. Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat
pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika
mati akan terendap dalam rawa.
Lapisan
gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air
tanah. Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu :
a.
Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera,
Kalimantan dan Irian.
b.
Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera
serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi.
5.teori
tentang terjadinya planet bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya,
inilah teori proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1) Theory Big
bang
Teori ini adalah yang
paling terkenal. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal
dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut
raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk
galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan
nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
2) Teori Kabut Kant-Laplace
Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang
sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat
(karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi
planet-planet dalam tata surya.
3) Teori Planetesimal
Teori ini
mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
4) Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan
leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang
surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya
adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius
orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan
matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kea rah bintang besar itu.Dalam lidah yang panas ini terjadi
perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah
menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi
matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan
dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan
pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih
cepat.
5) Teori
Bintang Kembar
Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak
itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya.
0 komentar:
Posting Komentar